Kota Surabaya identik dengan makam Sunan Ampel sebagai salah satu destinasi wisata Ziarah Walisongo.
Wisata religi ini berada sekitar 500 meter ke arah timur laut dari kawasan Jembatan Merah.
====================
Eksotisme Sandur Kalongking Di Tuban
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Eksotisme Sandur Kalongking Di Tuban
Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban
Banyak akses jalan untuk menuju ke makam Sunan Ampel yang bisa ditempuh baik dari sisi timur, selatan, barat dan utara.
Semuanya bermuara pada makam Sunan Ampel dengan masjidnya yang bangunannya tampak klasik.
Semuanya bermuara pada makam Sunan Ampel dengan masjidnya yang bangunannya tampak klasik.
Bila ditempuh dari sisi timur, makam Sunan Ampel berjarak sekitar 300 meter dari jalan raya dengan aktifitas dan lalu lintas yang cukup padat. Di tepi jalan raya itu tampak sebuah gerbang yang berukuran tidak terlalu besar.
Di sepanjang jalan masuknya banyak terdapat kios-kios yang dengan berbagai jenis dagangan. terutama yang berkaitan dengan dunia Islam.Tampak juga deretan kios yang menjual berbagai jenis buah kurma
Sunan Ampel adalah salah satu wali songo yang berjasa menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Nama aslinya adalah Raden Mohammad Ali Rahmatullah merupakan seorang figur yang alim, bijak, berwibawa dan banyak mendapat simpati dari masyarakat.
Sunan Ampel diperkirakan lahir tahun 1401 di Champa, Kamboja. Sejarah mencatat, Sunan Ampel adalah keturunan dari Ibrahim Asmarakandi yang makamnya berada di Kecamatan Palang - Kabupaten Tuban.
Instant Access To Get Freelancer Jobs
Menambang Uang Melalui Facebook dan Twitter
====================
Baca juga dan Klik artikel menarik berikut ini :
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
Jenazah Utuh Dimakamkan 35 Tahun Di Tuban
Main Game = Dapat Dollars
Menambang Uang Melalui Facebook dan Twitter
Peluang Mendapatkan Dollar Via Internet
Museum Santet Di Surabaya
Tips Memasang Iklan Di Blog
Share Status di Fb/Twitter Dapat Komisi
Click : Nikmatnya Oleh-oleh Khas Tuban
Artikel-artikel Menarik lainnya bisa Anda baca
di Link berikut ini :
www.blogger.comblogspot.com
Saat berusia 20 tahun, Raden Rachmat memutuskan untuk pindah ke Tanah Jawa, tepatnya di Surabaya yang ketika itu merupakan daerah kekuasaan Majapahit di bawah Raja Brawijaya yang dipercaya sudah beragama Islam ketika berusia lanjut itu.
Di usianya 20 tahun, Sunan Ampel sudah dikenal pandai dalam ilmu agama, bahkan dipercaya Raja Brawijaya untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam di Surabaya. Tugas khususnya adalah untuk mendidik moral para bangsawan dan kawula Majapahit. Untuk itu Raden Rachmat dipinjami oleh Raja Majapahit berupa tanah seluas 12 hektar di daerah Ampel Denta atau Surabaya untuk syiar agama Islam. Karena tempatnya itulah, Raden Rachmat kemudian akrab dipanggil Sunan Ampel
Sunan Ampel memimpin dakwah di Surabaya dan bersama masyarakat sekitar membangun masjid untuk media dakwahnya yang kini dikenal sebagai Masjid Ampel. Di tempat inilah Sunan Ampel menghabiskan masa hidupnya hingga wafat tahun 1481 dan makamnya terletak di sebelah kanan depan masjid Ampel.
Makam Sunan Ampel yang banyak di datangi oleh para peziarah itu berada di sebelah barat Masjid Agung Sunan Ampel. Makamnya berdampingan dengan makam istri pertamanya yang bernama Nyai Condrowati.Makam Sunan Ampel tampak terbuka tanpa ada bangunan cungkup yang menaunginya. Hanya lembaran kain putih yang tampak menyelubungi batu nisan kedua makam itu.
Di sekitarnya dikelilingi oleh makam-makam kuno lainnya yang merupakan makam para kerabat dan pengikut Sunan Ampel.Sedangkan tepat di belakang masjid Agung Sunan Ampel terdapat makam Shonhaji atau biasa disebut Makam Mbah Bolong yang juga dikeramatkan dan banyak didatangi oleh para peziarah.
Di kawasan ini terdapat beberapa gapura. Namun dibanding dengan gapura di makam-makam Walisongo lainnya, gapura itu tampak lebih sederhana tanpa banyak motif pada dinding gapuranya.
Begitu juga makam-makam kuno yang berada di sekitarnya tampak tidak begitu banyak jumlahnya dan berbeda bentuknya dengan makam-makam kuno lainnya yang biasa terdapat di sekitar makam Makam Walisongo.
Di sudut sebelah barat makam Sunan Ampel terdapat deretan gentong yang berukuran cukup besar tempat untuk menampung air. Banyak pengunjung yang menampung air itu pada wadah botol untuk menggunakannya dalam berbagai keperluan. Bahkan tak jarang banyak juga pengunjung yang langsung meminum air mentah itu.
0 komentar:
Posting Komentar