Jumat, 31 Januari 2014

Artis Film Porno Bunuh Seniman Tato Setelah Pesta Seks

 Seorang bintang film porno terkenal asal Amerika Syarikat  , Amanda Logue, terancam 40 tahun hukuman penjara, kerana dipercayai telah membunuh seorang seniman tato, dalam sebuah pesta seks dua tahun yang lalu.

Amanda yang juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai Pekerja Isnin (21/5/2012), waktu setempat.

Di dalam pengadilan, diketahui Amanda, disewa untuk ikut berpesta seks, ke kediaman seniman tato,
Dennis Abrahamsen (41), yang berada di wilayah Florida.
Pesta itu terjadi selang sehari sebelum polis , menemukan jenazah Dennis, dengan sejumlah luka tusukan dan pukulan di atas sebuah meja urut  di kediamannya.

Kecurigaan pihak polis  mengarah kepada Amanda sebagai pelaku pembunuhan Dennis, berawal dari fakta bahawa, pada saat pesta usia dijalankan, seluruh tamu meninggalkan tempat pesta, pada 5 Mei 2010, sekitar pukul lima subuh. Hanya Amanda yang masih berada di dalam kediaman Dennis.


Sementara itu kekasihnya,
Jason Andrews, menunggunya di dalam kerata miliknya yang diparkir di depan kediaman Dennis.
Artis Film Porno Bunuh Seniman Tato Setelah Pesta Seks
Amanda Logue/ dailymail
Ketika itu, mereka berdua saling bertukar pesan Blackberry, membahas rencana mereka untuk menghabisi Dennis.

"
Aku sangat senang Ente benar-benar berkomitmen untuk melakukannya," pesan Jason kepada kekasihnya via pesan Blackberry seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (22/5/2012).
Amanda membalas pesan itu, dengan mengatakan dirinya sangat gembira, dan mengatakan ia ingin berhubungan seks setelah ia membunuh Dennis.

Hingga kini belum diketahui apa alasan sepasang kekasih itu menghabisi nyawa Dennis, namun diduga mereka menginginkan hartanya, terbukti dari Tempat Kejadian Perkata (TKP), pasangan itu mengambil uang tunai sebesar enam ribu US Dollar, sebuah kartu kredit, dan sebuah kamera video.

Amanda kini telah ditahan, di penjara
Pasco County, dan disangkakan telah melakukan pembunuhan tingkat pertama. (dailymail)
tribunnews

Kamis, 30 Januari 2014

Ikan Purba Ditemukan di Dasar Laut Sulawesi



*foto diambil di dasar laut sulawesi!

Spesies ikan purba (Coelacanth) kembali terlihat di dasar Laut Sulawesi selama ekspedisi penelitian yang dilakukan antara 31 Maret hingga 4 Juni 2008. Para peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengentahuan Indonesia (LIPI) dan Aquamarine Fukushima Jepang bertinjauan merekam keberadaannya menggunakan kamera bawah air yang dibawa remotely operated vehicle (ROV).

Ikan yang ditemukan di perairan Sulawesi Tengah pada kedalaman 157 meter merupakan Coelacanth kelima yang pernah terlihat di perairan Indonesia. Coelacanth di Sulawesi dilihat
pertama kali oleh Mark V. Erdmann dari University of California di Berkeley, AS dan istrinya Arnaz Mehta pada 1997 dalam keadaan mati dan dijual pada sebuah pasar tradisional di Manado, Sulawesi Utara..

Baru pada 30 Juli 1998, Erdmann bertinjauan memperoleh seekor ikan sepanjang sekitar 1,5 meter dan seberat 45 kilogram yang ditangkap jaring nelayan di sekitar Pulau Manado Tua, Selawesi Utara. Ikan yang sempat hidup selama sekitar tiga jam bertinjauan didokumentasikan dan diamankan sebelum dikirim ke laboratorium LIPI dan sekarang disimpan di Gedung Zoologi, Pusat Penelitan Biologi LIPI Cibinong, Kabupaten Bogor.

Dua ekor Coelacanth lainnya bertinjauan terekam di kedalaman 145 meter dasar laut Sulawesi pada tahun 1999 selama ekspedisi yang dilakukan para peneliti dari Max Planc Institute menggunakan kapal Baruna Jaya VIII. Meskipun hanya rekaman video, temuan-temuan selanjutnya tetap menggemparkan dunia.

Tubuh Coelacanth bersisik tajam. Ikan berwarna gelap dan memiliki sirip empat seperti kaki ini tidak membiarkan telurnya menetas di luar tubuh seperti ikan lazimnya. Telur yang telah dibuahi akan ditelan dan anak-anaknya baru dikeluarkan setelah telur menetas.

Fosil hidup

Penemuan ini menjadi menarik sebab spesies ikan ini tidak mengalami perubahan anatomi tubuh selama jutaan tahun. Fosil Coelacanth termuda berusia 70 juta tahun dan yang tertua 360 juta tahun. Ikan tersebut sebelumnya diduga telah punah sebelum ditemukan kembali di pantai timur Afrika pada 1939.

Pada penelitian berikutnya, ikan yang diberi nama Latimeria chalumnae Smith juga ditemukan di sekitar Kepulauan Komoro di Samudera Hindia, Mozambik, dan Madagaskar. Populasi Coelacanth juga ditemukan di Pantai Sodwana pada November 2000.

"Sedangkan Coelacanth yang ditemukan di Indonesia memiliki sifat genetika yang berbeda dengan Coelacanth yang ditemukan di Afrika. Selain itu, tinjauan analisis DNA menunjukkan bahwa ikan yang hidup di Indonesia lebih tua dari ikan di Afrika," kata salah satu peneliti, Dr. M. Kasim Moosa, Pakar Biologi Laut dari LIPI, dalam jumpa pers 100 tahun Lembaga Penelitian Bidang Ilmu Kelautan LIPI di Jakarta.

Para peneliti yang menemukannya mengusulkan nama Latimeria manadoensis untuk membedakannya. Menurut Kasim, Coelacanth kemungkinan sebagai cikal bakal makhluk berkaki empat yang hidup di darat. Coelacanth memiliki hubungan evolusi yang erat dengan ikan pertama yang hidup di pantai sebelum hidup di darat sekitar 360 juta tahun lalu.

"Asal mula ikan yang di Afrika mungkin berasal dari Indonesia dan ada kemungkinan ikan-ikan tersebut hidup selain di Sulawesi, misalnya Filipina atau wilayah lainnya," lanjut Kasim.

LIPI berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui lebih banyak mengenai persebaran spesies ikan tersebut.

Rabu, 29 Januari 2014

4 Maut 40 Masih Hilang Kereta Api Meletup

Kereta Api

LAC MEGANTIC – Pihak berkuasa Kanada berkata, penyelamat setakat ini berjaya mengenal pasti empat mayat dalam nahas kereta api minyak yang meletup, semalam.
Api yang masih marak menyebabkan operasi menyelamat menemui kesukaran menjalankan kerja mencari mereka yang terkorban dan yang masih hilang.
Namun pihak berkuasa yakin lebih banyak mayat akan ditemui di kawasan bencana di perkampungan Lac-Megantic, di Quebec di mana kereta api kargo itu tergelincir sebelum meletup.
Nahas itu menyebabkan lebih 2,000 penduduk terpaksa meninggalkan kediaman dan mencetuskan suasana panik di pekan kecil yang terletak kira-kira 250 kilometer dari Montreal itu.
Jurucakap polis, Michel Brunet setakat ini mereka menemui empat mayat dan yakin lebih banyak korban akibat nahas itu.
Katanya, angka rasmi mereka yang hilang setakat ini berjumlah 40 orang. – AFP